Jumat, 20 Januari 2012

Ragam Manusia dalam Menjalani Hidup sebagai Penumpang Sebuah Bahtera yang Berlayar

created by kanjengputri di 03.04

            Ini sebuah perumpamaan kehidupan beragam manusia dalam menjalani aktivitas hidup. Mereka seperti kelompok manusia pedalaman yang tinggal di pulau terpencil yang hendak meninggalkan kampungnya. Mereka mendapatkan tawaran dari seorang nahkoda kapal pesiar untuk meninggalkan negerinya menuju daerah baru yang lebih baik dari negeri mereka. Semua penghuni pulau terpencil itu setuju dengan tawaran sang nahkoda, maka berangkatlah mereka semua dengan menggunakan kapal pesiar yang cukup besar. Di kapal tersebut terdapat ruang VIP, kelas I, kelas II, kelas III dan ruang lainnya yang berada di luar ruang berkelas tersebut. Sang nahkoda akan mengantarkan seluruh penumpang ke sebuah negeri yang menjanjikan segala sesuatu yang bernama kebahagiaan.
            Negeri tujuan mereka hanya diketahui oleh sang nahkoda, tak seorangpun yang pernah singgah atau sekedar melihatnya. Mereka hanya mendengar dari mulut ke mulut tentang keadaan negeri tujuan mereka, bangunannya, pohon dan rerumputannya, sungai dan taman buahnya, jalan raya dan aneka kendaraan mewahnya, gedung-gedung yang megah dan rumah-rumah yang elit dilengkapi berbagai hiburan dan fasilitas mewah. Tak seorangpun dari penumpang yang tidak tergiur dengan janji-janji sang nahkoda. Semua begitu ersemangat untuk mengarungi lautan luas itu demi negeri tujuan yang diimpikan.
            Di tengah perjalanan, sang nahkoda membunyikan peluit, tanda bahwa kapal akan berjalan pelan0pelan dan akan berhenti. Setelah itu sang nahkoda menyampaikan pesan-pesan kepada seluruh penumpang kapal :
“Wahai seluruh penumpang, di depan kita ada sebuah pulau persinggahan. Di pulau ini kita akan beristirahat sejenak untuk sekedar melepas penat dan menambah bekal perjalanan. Namun, sebelum kalian turun, ada beberapa peringatan yang harus diingat. Kami mohon kalian semua mendengarkan dengan baik !!
Pertama,pulau ini hanya pulau persinggahan. Pulau yang kami janjikan bukan di sini tempatnya, pulau yang penuh dengan sejuta keindahan dan kenikmatan itu sangat jauh dari pandangan mata kita  dan masih membutuhkan perjalanan berbulan-bulan.

Kedua, di pulau ini kalian juga akan mendapati berbagai fasilitas yang hanya boleh diambil dengan bayaran yang cukup. Apa yang kalian beli, jadikan sebagai bekal untuk melanjutkan perjalanan. Ambillah secukupnya, jsebab ika berlebihan akan menyulitkan perjalanan anda sendiri.

Ketiga, karena di kapal ini setiap orang bebas memilih duduknya, maka siapa yang segera kembali ke dalam kapal ini, ia berhak untuk mengambil tempat duduk dalam kelas yang terbaik. Dan yang terlambat tentunya tidak akan memperoleh tempat yang nyaman.

Keempat, waktu yang kalian miliki di pulau ini hanya satu jam, tidak lebih sedikitpun. Setelah itu kapal ini akan segera berlabuh kembali. Tidak ada toleransi sama sekali bagi yang masih ada di pulau ini, kecuali ia akan di tinggal.

Kelima, di pulau ini juga terdapat beberapa fasilitas yang hamper serupa dengan yang ada di pulau impian. Namun, seluruh fasilitas pulau ini tak sebanding dengan pulau yang menjadi tujuan akhir perjalanan ini. Di samping itu, selain fasilitas pulau yang terbatas, kondisi iklim dan tanah di pulau ini cukup riskan, di bawahpulau ini terdapat patahan yang sewaktu-waktu akan menimbulkan gempa, sehingga bisa membahayakan penduduknya.

Keenam, di pulau ini banyak mafia dan penjahat yang sewaktu-waktu bisa berbuat keji kepada siapa saja yang lengah. Ada juga yang berpakaian sopan dan rapi namun sebenarnya adalah penipu. Oleh karena itu berhati-hatilah kalian terhadap mereka. Jangan terpedaya oleh bujuk rayu dan tipuan mereka. Jangan percaya dengan omongan mereka, mereka mempunyai kemampuan magic yang bisa membuat lawan bicara tersihir hingga menyerahkan harta yang ada di tangannya tanpa disadari. Sudah banyak korban dari orang-orang sebelum kita yang akhirnya harus menyesal dan hidup terlunta-lunta di negeri ini karena seluruh hartanya diramppok oleh mereka.

Ketujuh, di samping banyak penjahatdan rampok yang bengis, adapula pedagang-pedagang yang curang dan licik. Mereka banyak menjual aneka macam cindra mata dan kebutuhan lain dengan kualitas yang beragam. Tak jarang di antara mereka menjual barang palsu dan imitasi namun nampak seperti asli.
Para pedagang di sini banyak berdusta dan mengurangi timbangan, suka memaksa orang untuk membeli barang dagangannya, dan terkadang menjadi marah jika seseorang yang hendak membeli lalu membatalkan transaksinya. Oleh sebab itu jika kalian tidak memerlukan, jangan sekali-kali mendekatinya, apalagi mencoba menawarnya. Tanyalah kepada orang yang lebih mengerti akan kualitas sebuah barang agar kalian tidak tertipu.

Kedelapan, di pulau ini juga ada klinik berobat. Jika ada di antara kalian yang sakit, silahkan mendatangi klinik tersebut. Namun ingat, di samping klinik resmi yang benar-benar melayani pasien, ada juga klinik-klinik yang palsu yang hanya ingin mengeruk harta pasien. Juga toko-toko obat yang hanya ingin mengeruk harta pasien dan menjual obat palsu. Jika kalian tak berhati-hati, bukan kesembuhan yang kalian peroleh, namun justru akan semakin sakit. Terkadang juga ada klinik resmi, namun sebagian dokternya bermental penjahat. Di antara mereka ada yang memberikan obat/suntikan pada pasiennya, namun bersamaan dengan itu, ia menyelipkan berbagai penyakit baru tanpa disadari oleh pasien. Boleh jadi ia telah sembuh dari satu penyakit, namun ia pulang membawa penyakit yang baru. Tujuannya tak lain agar kalian menjadi pengunjung setianya, hingga mereka dengan mudah mengeruk harta yang kalian bawa.

Kesembilan, di pulau ini juga ada berbagai fasilitas hiburan yang menarik. Ada pertunjukan dan atraksi yang bisa membuat seseorang bisa terhibur. Namun kalian jangan lengah, di tengah-tengah penonton juga banyak pencopet dan orang-orang jahat yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Juga para calo di loket-loket liar yang menjual tiket dengan harga berlipat-lipat. Mereka sangat paham dengan pendatang baru, dan mereka memiliki pengalaman menipu yang ulung.

Kesepuluh, penduduk asli negeri ini banyak yang tak memiliki mata pencaharian. Sifat dan tabi’at buruk mereka suka iri dengan pendatang baru yang memiliki perhiasan/bekal yang lebih. Oleh karena itu janganlah kalian menampakkan hal-hal yang  mengundang kecemburuan sosial hingga mereka tertarik dengan apa yang kalian miliki.
Kesebelas, Mengingat bahwa jatah tempat duduk kalian dibatasi, kami mohon jangan ada yang membawa barang berlebihan. Sebab hal itu akan menyulitkan kalian sendiri dan menyulitkan perjalanan berikutnya. Maka jika kalian telah menyelesaikan kebutuhannya, segera kembali ke kapal dan cari tempat duduk yang terbaik. Carilah bekal yang benar-benar dibutuhkan dalam perjalanan ini, jangan mencari sesuatu yang justru hanya menimbulkan masalah baru.

Keduabelas, jarak antara perjalanan pertama dengan pulau ini belumlah seberapa dibandingkan jarak antara pulau ini dengan pulau tujuan akhir kita. Dalam perjalanan nanti kita akan melewati banyak rintangan dan hambatan. Ombak di laut seberang jauh lebih tinggi dan menakutkan dari sebelumnya. Begitu juga kondisi cuaca dan udara yang sulit di pastikan. Sangat mungkin dalam perjalanan berikutnya kita mengalami hujan badai dan angin topan yang bisa menggulung apasaja yang ada di hadapannya. Oh ya, apakah kalian sudah pernah mendengar tentang badai tsunami?? Ini termasuk di antara yang harus kita waspadai. Namun kalian tak perlu panik jika kalian mematuhi rambu-rambu yang ada. InsyaAlloh kapal ini telah dilengkapi oleh fasilitas modern sehingga bisa menanggulangi berbagai persoalan di tengah perjalanan. Di bawah setiap kursi yang kalian duduki terdapat pelampung, juga ratusan skoci kecil yang terletak di kanan dan kiri bahu kapal.

Kemudian kami ingatkan sekali lagi sebagaimana di awal, bahwa penumpang yang pertama kali dating, ia lebih berhak untuk mencari tempat di kelas VIP, kelas I dan setrusnya. Dan sebagaimana konsequensinya, mereka yang datang terakhir tidak akan memperoleh fasilitas tersebut. Ia harus menanggung resiko jika harus berada di luar dan menggigil kedinginan saat turun hujan atau menahan terik matahari di saat cuaca sangat panas.
            Setelah menyampaikan pesan-pesan tersebut, maka turunlahh penumpang tadi dengan rasa tidak sabar, ingin melihat bagaimana dan seperti apa pulau persinggahan yang baru saja diceritakan oleh sang Nahkoda. Sebagian penumpang ada yang memiliki ingatan kuat dan kemampuan super untuk mengingat pesan-pesan sang Nahkoda, namun tidak sedikit di antara mereka yang lemah atau sengaja tidak memperhatikan. Dalam benak sebagian penumpang, mereka bisa bertanya kepada kawan-kawannya jika sedang menghadapi kesulitan.
            Betpa kagumnya para penumpang ketika pertama kali ketika mereka menjejakkan kakinya ke pulau tersebut. Sebelumnya mereka tak pernah menyaksikan keindahan pulau yang memiliki fasilitas lengkap menurut standart hidup mereka. Sebagian penumpang yang berasal dari kepulauan terpemcil itu merasa takjub dengan keindahan pemandangan alam yang dipadu dengan tata letak kota yang harmonis. Bangunan yang menjulang tinggi, pasar swalayan, mini market,pusat hiburan, restaurant, pertokoan yang menjual aneka kebutuhan sandang-pangan, hotel, perkantoran, pusat cindera mata, butik, dan aneka rupa kebutuhan manusia, tersedia lengkap. Mereka tidak membayangkan bahwa terdapat pulau yang sangat teramat indah dengan kemewahan fasilitas dan sarana yang belum pernah mereka lihat sebelumnya di kampong mereka tinggal. Mulailah sebagian mereka terpengaruh dengan pesona yang dipancarkan oleh pulau tersebut. Sebagian mereka merasa betah dan ingin agar waktu istirahat mereka diperpanjang.
            Ketika mereka mulai menjelajah memasuki sebagian pusat perkotaan, merka melihat barang-barang indah dengan harga yang sangat murah. Kualitas dan mutunya sangat menggoda setiap orang untuk membelinya. Sepanjang jalan yang mereka susuri, mereka terkagum=kagum dengan semua yang dilihatnya. Ingin rasanya membeli dan memiliki semua yang ada, bahkan kalau perlu menetap di pulau itu dan menjadi penduduknya.
            Ketika mereka memasuki pusat-pusat hiburan, hati mereka semakin berbunga-bunga, dzikir mereka berubah menjadi decakan kagum yang tak henti-henti. Benar-benar mirip dengan penduduk Eskimo yang pertama kalii melihat Kota New York. Apa yang dilihatnya seperti mimpi, hamper-hampir tak percaya bahwa apa yang dilihatnya tepat berada di depan mata.
            Sebagian penumpang ada yang sedang asik menikmati pertunjukan dan atraksi di sebuah gedung teater. Mereka terkagum-kagum menyaksikan pertunjukan sirkus sekawanan lumba-lumba yang menunjukkann kebolehannya. Orang-orang dusun itu melongo ketika melihat seekor lumba-lumba melompat lalu masuk dalam lingkaran besi yang dikelilingi api. Lebih takjub lagi saat mereka menyaksikan seekor burung kakak tua yang mampu berhitung dan memahami pesan-pesan tertulis di sebuah papan. Tampaknya mereka mulai lupa akan batas istirahat yang diberikan oleh nahkoda, mereka tidak sadar bahwa waktu mereka di pulau itu tinggal beberapa menit lagi.
            Ada lagi sebagian dari mereka yang benar-benar terlena dengan keindahan pulau persinggahan itu. Bahkan sebagian penumpang yang tertidur saat nahkoda menyampaikan pesan-pesannya, menyangka bahwa dirinya telah sampai di pulau yang dijanjikan. Ia hanya sedikit teringat saat pertama kali nahkoda menceritakan bahwa pulau impian yang dijanjikan memiliki fasilitas yang sangat lengkap dengan keindahan alam yang tiada duanya. Dan kini ia telah menyaksikan sebagian yang dikatakan nahkoda. Orang-orang itu merasa yakin bahwa inilah pulau impian yang sebenarnya. Maka sebagian dari mereka segera membelanjakan perbekalannya untuk membeli tanah atau menyewa rumah untuk waktu yang panjang. Mereka benar-benar puas dengan pulau yang baru pertama kali ia saksikan. Mereka mulai membangun angan-angan dan harapan di pulau itu. Terbayang dalam benak mereka bahwa mereka akan menjadi pengusaha sukses seperti orang lain yang mereka lihat.
            Dalam keadaan seperti itu, niat mereka yang semula hanya menjadikan pulau itu sebagai persinggahan telah berubah menjadikan pulau itu sebagai persinggahan telah berubah menjadi pulau impian. Sebagian penumpang yang kurang taggap dengan peringatan sang nahkoda mulai tergoda melihat kawan-kawannya yang asik dengan dunia barunya. Keraguan mulaii menjalar di hati sebagian besar penumpang, karena semua gambaran dan kisah tentang negeri impian hamper telah menjadi kenyataan di pulau persinggahan. Apa yang dijanjikan nahkoda akan negeri impian saat ini sudah berada di depan mata. Di saat hati mereka terus didera dengan keragu-raguan, mata mereka menyaksikan bahwa sebagian kawan-kawan mereka telah mengmbil bagian di pulau tersebut. Makin bingunglah dirinya, antara harus segera kembali ke kapal atau menetap di negeri persinggahan itu.
            Sebagian dari mereka justru ada yang berusaha meyakinkan dirinya bahwa inilah pulauu impian yang sebenarnya. Keinginan untuk kembali ke kapal dan segera mencari tempat duduk yang paling istimewa di ruang VIP makin mengendur. Bayangan kenyamanan di ruang kapal yng  berkelas VIP mulai bergeser, bahkan terbetik dalam hati mereka bahwa seindah apapun tempat di kapal itu tidak akan pernah menyamai keindahan dan kenyamanan pulau ini.
            Sementara di tempat lain terdapat orang-orang yang ketika berada di kapal mereka mendengarkan peringatan nahkoda dengan penuh perhatian. Saat melihat kawan-kawannya terlena dengan pesona keindahan pulau itu, mereka berusaha untuk mengingatkan.Orang-orang cerdas tersebut berusaha untuk mematuhi semua yang dipesankan nahkoda , mereka benar-benar tahu bahwa pesona pulau persinggahan hanyalah sekejab. Pesan nahkoda tentang patahan yang berada di bawah pulau tersebut terus terbayang dalam benak mereka, juga bayangan akan kejahatan dan kerusakan penduduknya, meskipun pulau itu menampakkan keindahan wajahnya.
            Sejak turun di pulau itupun mereka sudah merasakan hawa ancaman  dan suasana tak bersahabat dengan dirinya. Mereka mampu merasakan bahwa di balik senyum manis gedung-gedung megah dan panorama indah itu ada wajah asli yang menampakkan kelicikan dan keculasan. Orang-orang cerdas tersebut mampu mengindra dengan baik apa yang mereka lihat, mirip dengan kisah seorang penakluk yang memasuki negeri hantu, ia mampu melihat dengan mata batinnya bahwa di kanan kirinya banyak jebakan dan perangkap yang siap menjerat. Orang-orang itu segera mencari sesuatu yang dibutuhkan, membeli barang-barang seperlunya lalu bersiap-siao untuk masuk kembali ke kapal. Mereka khawatir jika ruang-ruang VIP dan yang berkelas dipenuhi oleh orang lain. Sambil bersiap menuju kapal yang masih di tepian, mereka senantiasa mengingatkan kawan-kawan yang dijumpainya, mengajak mereka untuk kembali ke kapal.
            Ketika rombongan orang-orang cerdas ini masuk ke kapal, mereka terkejut saat melihat bahwa kapal itu masih kosong, kecuali mereka dan segelintir orang. Sementara di depan mereka tampak jam dinding besar yang menunjukkan bahwa waktu istirahat di pulau persinggahan hanya tinggal beberapa menit lagi. Saat mereka masuk ke ruang VIP dan memilih tempat duduk yang paling nyaman, barulah mereka melihat rombongan lain yang menyusul. Mulailah kapal itu dipenuhi oleh para penumpang. Namun, hingga suara peluit berbunyi sebagai aba bahwa seluruh penumpang harus masuk ke kapal, kapal itu masih nampak kosong. Petugas yang meniup peluit mengulangi lagi sambil mengumumkan 5 menit lagi kapal akan berangkat.
            Sebagian penumpang yang masih menikmati keindahan pulau persinggahan itu menjadi terkejut ketika mendengarkan peluit dan pengumuman dari awak kapal. Mereka tengok jam yang ada di tangan mereka, semakin terkejutlah saat di saat mereka tahu bahwa waktu tinggal 5 menit lagi. Padahal belum ada bekal yang hendak di bawa. Mulailah mereka sibuk dan bingung harus berbbuat apa dengan waktu yang tinggal sesaat.
            Di lain tempat tampak penumpang yang tergesa-gesa hendak menuju kapal, sementara mereka sendiri tampak repot dengan barang yang mereka beli. Orang-orang yang kemaruk berbelanja itu memborong apa saja yang tampak menarik di matanya, tanpa memperhatikan apakah barang itu berguna untuk bekalnya atau justru malah merugikan dirinya. Mereka lupa akan pesan nahkoda untuk membeli bekal seperlunya, juga jatah akan tempat duduk yang terbatas. Meski demikian, tampaknya mereka merasa sayang jika berang-barang itu harus ditinggal.
            Ketika sebagian penumpang itu mulai mendekat kapal yang hendak berangkat, mereka semua berjejal-jejalan dan saling dorong untuk bisa segera naik ke kapal. Sementara itu awak kapal segera berangkat meninggalkan pulau persinggahan. Maka bertambah paniklah para penumpang itu, dalam kondisi yang demikian, ada diantara mereka yang naik dengan jalan pintas, dengan memanjat dinding kapal yang menghubungkan ke dak. Ketika kapal mulai bergerak, mereka semakin panik dan saling dorong. Asa di antara mereka yang yang terjatuh, namun masih bisa menyelamatkan diri dengan berpegangan pada tali, namun ada juga yang harus terjatuh ke air karena tak kuat pegangannya.
            Sementara itu seluruh ruang di kelas VIP,I,II, dan III telah penuh, tinggallah ruang di luar yang kebanyakan dipenuhi oleh mereka yang mempunyai barang berlebihan. Kondisi yang semrawut dan kepanikan para penumpang menjadikan suasana semakin kacau. Dari kejauhan, sebagian penumpang melihat bahwa masih ada penumpang yang hendak berlarian hendak mengejar kapal yang semakin menjauh.Sebagian mereka masih ada yang sempat meraoh tepian kapal dan bergelayut pada pagar kapal, mereka berjuang keras untuk naik ke dak kapal meski mereka melihat ruang tersebut telah penuh dengan manusia. Sedang yang lain ada yang mencoba untuk melompat seperti yang dilakukan kawan-kawannya, namun gerakan kapal semakin cepat, maka terjatuhlah mereka ke dalam laut.

Kini kapal itu bergerak lebih cepat dan meninggalkan pulau persinggahan, dan suara gaduh para penumpang belum juga berhenti. Sebagian penumpang yang masih bergelayut di pagar besi kapal ada yang sudah tak mampu mempertahankan diri, akhirnya mereka terjatuh bersama barang yang dibawanya. Sementara itu gelombang lautan semakin tinggi dan angin bertambah tekanannya. Para penumpang yang di luar merasa sedikit panik, karena diri mereka dan apa yang dibawa mereka tidak terlindung dari panas saat terik dan hawa dingin di saat hujan. Pada saat yang sama para penumpang yang berada di ruang VIP dan ruang I benar-benar menikmati perjalanan mereka. Gelombang samudra, angin laut, bahkan di saat hujan dan suara petir bersautan, mereka tetap menikmati perjalanannya. Mereka sama sekali tidak terpengaruh oleh kondisi di luar kapal. Kondisi itu sangat jauh dengan yang di luar kapal, sedikit saja mereka menabrak ombak yang tinggi,sebagian mereka saling bertubrukan dan bertindihan. Akibatnya barang bawaan mereka tidak luput dari sasaran tubuh mereka yang berjatuhan, dan ada juga yang jatuh tercebur lautan. Tiba-tiba di tengah kepanikan mereka menghadapi gelombang lautan, mereka dikejutkan dengan suara keras yang menggelegar dan memekakan telinga, disusul dengan iring-iringan ombak setinggi pohon kelapa. Dari kejauhan, seorang awak kapal yang menggunakan teropong melihat telah terjadi peristiwa besar di pulau persinggahan mereka. Gempa Tsunami telah menghajar kepulauan tersebut dan menggulung seluruh bangunan dan penduduknya.
Para penumpang yang mendengar berita tersebut semakin panic dan takut, terbayang bagaimana nasib sebagian kawan-kawan mereka yang harus bertarung melawan kematian di tengah gelombang Tsunami yang meluluhlantahkan negerinya. Namun, di sisi lain mereka juga bersyukur, meski kondisi mereka sedemikian letih dan masih tercekam ketakutan, setidaknya mereka masih punya harapan untuk sampai di pulau tujuan meski dengan perjalanan yang sangat meletihkan.
            Kisah di atas mengambaran yang riil tentang hakikat yang sebenarnya dari kehidupan manusia.

0 COMENT dari surga:

Posting Komentar

 

WHITE GOLD Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea